Gerak Dasar

Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan :

  1. Proses pengembangan syaraf dan otot yang juga dipengaruhi oleh keturunan.
  2. Akibat dari pengalaman gerak sebelumnya.
  3. Pengalaman gerak saat ini.
  4. Gerak yang digambarkan dalam kaitannya dengan pola gerak tertentu.

Pola gerak dasar adalah bentuk gerakan-gerakan sederhana yang bisa dibagi kedalam tiga bentuk gerak sebagai berikut ;

  1. Gerak lokomotor ( gerakan berpindah tempat ) dimana bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat; misalnya jalan,lari,dan loncat.
  2. Gerak non-lokomotor ( gerakan tidak berpidah tempat ) dimana sebagian anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah tempat.
  3. Manipulatif, dimana ada sesuatu yang digerakkan ,misalnya melempar, menangkap, menyepak, memukul, dan geraka lain yang berkaitan dengan lemparkan dan tangkapan sesuatu

Gerakan Lokomotor

Gerakan Lokomotor adalah gerakan berpindah tempat, dimana bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat.Gerakan lokomotor misalnya : jalan, lari, dan loncat.

  • Berbaring

Beberapavariasi gerakannya, sebagai berikut :

  1. Berbaring terlentang
  2. Berbaring telungkup
  3. Berbaring miring ke kanan
  4. Berbaring miring ke kiri
  5. Berjalan

Jalan adalah suatu gerakan melangkah ke segala arah yang dilakukan oleh siapa saja dan tidak mengenal usia. Namun demikian, gerakan yang tidak diperhatikan pada masa usia sekolah dasar dikhawatirkan akan mengakibatkan kelainan dalam berjalan di kemudian hari.

Untuk itu gerak berjalan maupun bentuk bentuk latihan dalam berjalan harus disosialisasikan dengan cara bermain, baik itu dalam kelompok kecil maupun besar.

Pola perkembangan penguasaan gerakan berjalan adalah sebagai berikut :

  1. Irama, gerakan yang cepat dan terkontrol,. dengan kata lain anak bisa melakukan dengan irama lambat dan juga bisa cepat.
  2. Bentuk gerakan kedua kaki yang melangkah
  3. Tidak mengangkang mendekati garis lurus, sudut kedua telapak kaki menyempit.
  4. Ayunan langkah menjadi semakin otomatis, sudah mampu berjalan seperti gerakan berjalan orang dewasa pada umurnya. Anak sudah mampu berjalan dengan ayunan kaki dan berbelok ke arah yang dikehendaki dengan mudah.
  5. Secara teknis beberapa hal yang dapat kita perhatikan berikut ini ;
  6. Togok

Pada waktu bergerak maju ada kecenderungan untuk lebih condong badannya ke depan atau ke belakang. Oleh karena itu pertahankan badan sedemikian rupa sehingga tegak. Pundak jangan terangkat dan waktu lengan mengayun. Jika ini dilakukan maka akibatnya akan cepat melelahkan anggota badan bagian atas.

  • Kepala

Pada saat berjalan, posisi kepala menatap ke depan, namun sesekali boleh saja menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sebab gerakan demikian tidak mengganggu dari lajunya gerak jalan tersebut.

  • Kaki

Kaki melangkah lurus ke depan satu garis dengan garis khayal dari badan si pejalan/garis khayal diantara kedua ujung kaki ( jari-jari ) segaris, tidak ke luar atau ke dalam. Pada saat menumpu , tumit harus menyentuh tanah lebih dahulu terus bergerak ke arah depan secara teratur.

  • Lengan dan Bahu

Kondisi ini harus dipertahankan dan ditambah dengan mengayunkannya dengan rileks tanpa menggangu keseimbangan.

  • Berlari

Berlari bisa dimanfaatkan oleh guru sebagai dasar untuk memberikan olah tubuh kepada siswa secara teratur.Guru bisa memanfaatkan faktor-faktor gerakan, seperti tempat, waktu, dan kekuatan untuk menciptakan berbagai variasi berlari.

Variasi dapat juga diciptakan dengan menggunakan fungsi-fungsi tubuh dan anggota bagian tubuh. Berlari tidak banyak berbeda dengan berjalan, hanya saja akan lebih cepat sampai tujuan dan gerakannya suatu saat melayang di udara atau agak melompat. Gerakan berlari bisa digerakkan dengan berbagai kombinasi, misalnya :

  1. berlari dengan menyepak pantat dengan tumit di belakang
  2. lari dengan mengangkat paha tinggi dengan ayunan tangan,
  3. lari dengan langkah tergantung di udara,
  4. lari dengan langkah panjang dan sebagainya.

Berbagai kegiatan dalam berlari, diantaranya :

  1. Lari dengan rintangan
  2. Latihan reaksi dengan berlari
  3. Dikejar

Dikejar termasuk kegiatan lari yang dibutuhkan untuk meningkatkan kelincahan dan keberanian mengambil reesiko Lari maksudnya bukan lari disebabkan takut, tetapi bagaimana ia lari untuk memperdayakan temannya agar ia tidak tertangkap dari kejaran.

  • Mengejar

Latihan ini merupakan gabungan dari latihan jalan dan lari, disamping untuk mengetahui sejauh mana kemampuan seorang anak menandingi kemampuan anak lain.

  1. Mendaki
  2. Lari cepat (Pindah tempat,Berpindah tempat dengan kecepatan, Lari cepat dan berubah arah,Lari cepat,Permainan lari sambung,Lomba lari beranting (estafet)
  3. Melompat

Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu satu kaki dan mendarat dengan kaki atau anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik.

Contoh pengembangan gerak lompat, misalnya lompat jauh.

  1. Meloncat

Loncat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang dari

cepat atau lambat dengan menumpu dua kaki dan mendarat dengan kaki atau anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik.

2. Melempar

Melempar adalah gerakan mengarahkan satu benda yang dipegang dengan cara mengayunkan tangan ke arah tertentu.Gerakan ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan tangan dan lengan serta memerlukan koordinasi beberapa unsur gerakan, misalnya lengan

dengan jari yang harus melepaskan benda yang dipegang pada saat yang tepat.

Gerakan Nonlokomotor

Keterampilan yang bersifat nonlokomotor dapat diartikan juga sebagai keterampilan stabil, gerakan yang dilakukan tanpa atau hanya sedikit sekali bergerak dari daerah tumpuannya. Gerakan stabilisasi ( nonlokomotor ) termasuk didalamnya, seperti :

a.Dodging

b.Stretching dan Bending

c.Twisting dan Turning

d.Swinging dan Swaying

e.Pushing dan Pulling Stretching dan Bending, Stretching dapat diartikan sebagai penguluran otot atau sekelompok otot,pelurusan sendi atau persendian tubuh dengan tujuan membuat badan memanjang. Gerakan penguluran umumnya selain untuk meningkatkan kelentukan atau keleluasaan gerak sendi yang harus dilakukan secara terkontrol. Bending dapat dikatakan membengkokan bagian tubuh pada setiap persendiannya, dimana stuktur sendi akan menentukan keleluasaan gerak setiap sendi yang dihasilkannya. Gerakan membengkokan digunakan selain untuk mempersiapkan gerakan, seperti pada lutut sebelum meloncat dan saat mendarat, juga pada saat menangkap bola dengan cara membengkokkan siku.

Gerakan Manipulatif

Keterampilan manipulatif melibatkan tindakan mengontrol suatu objek khususnya dengan tangan dan kaki. Ada dua klasifikasi dari keterampilan manipulatif, yaitu reseptif dan propulsif.Keterampilan reseptif adalah menerima suatu objek seperti menangkap dan keterampilan propulsif memiliki ciri pengerahan gaya atau kekuatan terhadap suatu objek, seperti memukul, melempar, memantul atau menendang.

Beberapa gerakan yang termasuk di dalam gerakan manipulatif adalah menggelindingkan bola atau sejenisnya, melempar dan menangkap, menahan atau trapping, memantul atau mendribbling,memukul.

  1. Menggelindingkan Bola,

Menggelindingkan atau rolling meliputi pengarahan gaya atau tenaga terhadap suatu objek yang mempertahankan kontaknya dengan permukaan tempat benda tersebut bergerak.

  1. Melempar

Melempar merupakan keterampilan manipulatif yang rumit yang menggunakan satu atau dua tangan untuk melontarkan objek menjauhi

badan ke udara Selain tergantung dari beberapa faktor (ukuran anak, ukuran objek, dan lain sebagainya ), lemparan dapat di lakukan di bawah tangan , di atas kepala, di atas lengan atau di samping.

  1. Menangkap

Menangkap merupakan gerakan dasar manipulasi yang melibatkan penghentian suatu objek yang terkontrol oleh satu atau kedua tangan. Pada tahap awal biasanya objek akan dihentikan dengan satu bagian atau beberapa bagia anggota tubuh.Penguasaan koordinasi mata tangan akan memudahkan bagi mereka untuk menangkap objek yang melayang ke hadapannya.

  1. Pushing dan Pulling,

Pushing atau mendorong adalah usaha pengerahan gaya atau kekuatan dalam melawan suatu objek atau orang, apakah mendorong untuk menyingkirkan objek dari badan atau mendorong badan menjauhi objek.

Pulling di lain pihak diartikan sebagai tarikan, ini merupakan pengerahan tenaga yang mengakibatkan objek atau orang bergerak mendekati badan.

 

Stimulasii Gerak Dasar Anak Perkembangan Motorik

Stimulasi adalah adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan bayi dan anak-anak. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang kurang kasih sayang dan kurang stimulasi akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya serta kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Stimulasi yang diberikan pada anak selama tiga tahun pertama (golden age) akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan otaknya dan menjadi dasar  pembentuk kehidupan yang akan datang. Semakin dini stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak akan semakin baik.

Semakin banyak stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak akan menjadi luas sehingga perkembangan anak semakin optimal. Disebutkan juga bahwa jaringan otak anak yang banyak mendapat stimulasi akan berkembang mencapai 80% pada usia 3 tahun. Sebaliknya, jika anak tidak pernah diberi stimulasi maka jaringan otak akan mengecil sehingga fungsi otak akan menurun.

Berbagai kegiatan yang dilakukan sehari-hari dalam mengurus dan merawat anak dapat menjadi sarana untuk memberikan beraneka jenis stimulasi untuk memicu perkembangan otaknya. Stimulasi yang diberikan  akan diterima oleh panca indera dan selanjutnya akan disampaikan ke otak. Bagi otak maupun panca indera anak yang belum mencapai tingkat perkembangan yang optimal, stimulasi tersebut merupakan pelajaran baru.  Hal ini akan memicu otak belajar, menganalisa, memahami dan memberikan respon yang tepat terhadap stimulasi tersebut. Kegiatan stimulasi meliputi berbagai kegiatan untuk merangsang perkembangan anak seperti melatih gerakan, bicara, berpikir, mandiri serta bergaul. Stimulasi dapat dilakukan oleh orang tua atau keluarga lainnya.  Tujuan stimulasi yaitu membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal atau sesuai dengan yang diharapkan.

Tabel 2. Contoh Stimulasi Perkembangan Anak Berdasarkan Tahapan Usia

I Bayi 0-1 bulan
1. Ketika bayi rewel dipeluk dengan kasih saying
2. Meletakan benda yang bergerak-gerak di atas bayi
3. Melatih menelungkupkan bayi
4. Mengajak bayi tersenyum
II Bayi  1-4 bulan
1. Bayi dipeluk, dicium, dinyanyikan lagu dan dibuainya
2. Bayi diajak bicara, menirukan gerak dan mimik bayi, diperdengarkan suara lainnya
3. Melatih bayi membalik badan (ditelungkupkan)
4. Melatih bayi mengenggam
III Bayi 4-6 bulan
1. Melatih bayi didudukan
2. Melatih bayi menggunakan kedua tangan memegang benda
3. Melatih bayi menirukan bunyi agar ditirukan
4. Melatih bayi menirukan bunyi (main ci-luk-ba, da-da)
IV. Bayi 6-9 bulan
1. Melatih mengangkat bayi untuk berdiri
2. Melatih bayi memasukan/mengeluarkan benda dari suatu wadah
3. Memperlihatkan gambar dan menyebutkan namanya
4. Mengajak bayi dengan cara/bentuk permainan bersama-sama
V. Bayi 9-12 bulan
1. Melatih bayi berjalan berdiri
2. Melatih bayi menggelindingkan bola
3. Melatih bayi corat-coret menggambar
4. Mengajak bayi makan bersama keluarga
VI Bayi 12-18 bulan
1. Malatih anak naik turun tangga (rumah)
2. Bermain melempar dan menangkap bola
3. Melatih menunjuk dan menyebut bagian tubuh
4. Memberi kesempatan anak  melepas baju
VII Bayi 18-24 bulan
1. Melatih keseimbangan anak berdiri dengan satu kaki bergantian
2. Melatih anak menggambar bulatan, segitiga
3. Melatih anak mau menceritakan apa yang dilihatnya
4. Melatih anak tentang kebersihan diri (buang air kecil/besar pada tempatnya)
5. Mengajak anak bermain bola dan melompatnya
6. Mengajak untuk ikut bernyanyi
VIII Bayi 2-3 tahun
1, Melatih anak berdiri dengan satu kaki
2. Melatih anak menyusun balok
3. Melatih anak mengenal bentuk benda dan warnanya
4. Melatih anak tentang kebersihan diri seperti mencuci kaki, buang air kecil/besar di toilet
5. Melatih anak dibaju sendiri
6. Sering mengajak anak keluar (tempat bermain, toko, kebun binatang, dll)

 

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa tahapan perkembangan anak berbeda-beda pada setiap tahapan umur sehingga  jenis stimulasi yang diberikan juga berbeda-beda.  Sebenarnya stimulasi pada anak sudah dapat dilakukan sejak bayi lahir bahkan sejak dalam kandungan.  Menyusui ASI merupakan salah satu jenis stimulasi yang bisa diberikan pada bayi yang dapat merangsang indera pengecap bayi.  Jenis stimulasi lain yang dapat merangsang indera pengecap bayi adalah pemberian makanan tambahan yang mulai diberikan pada usia 6 bulan. Pada tabel dibawah ini disajikan contoh-contoh stimulasi yang harus dilakukan sesuai dengan tahapan umurnya.

Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan anak. misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, di dalam kendaraan, dan menjelang tidur.  Semakin bervariasi rangsangan yang diterima maka semakin kompleks hubungan antar sel-sel otak. Semakin sering dan teratur rangsangan yang diterima, maka semakin kuat hubungan antar sel-sel otak tersebut. Semakin kompleks dan kuat hubungan antar sel-sel otak, maka semakin tinggi dan bervariasi kecerdasan anak di kemudian hari, bila dikembangkan terus menerus, anak akan mempunyai banyak variasi kecerdasan (multiple inteligensia).

Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara pengasuh dan anak-anak. Jangan memberikan stimulasi dengan terburu-terburu, memaksakan kehendak pengasuh, tidak memperhatikan minat atau keinginan bayi/balita, atau bayi-balita sedang mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain. Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal, maka tanpa disadari akan memberikan rangsang emosional yang negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh adalah merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan ditiru oleh anak.

Berikut tahapan-tahapan perkembangan motorik:

Usia 1-2 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus
• merangkak
• berdiri dan berjalan beberapa langkah
• berjalan cepat
• cepat-cepat duduk agar tidak jatuh
• merangkak di tangga
• berdiri di kursi tanpa pegangan
• menarik dan mendorong benda-benda berat
• melempar bola
• mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk
• membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan
• menyusun menara dari balok
• memindahkan air dari gelas ke gelas lain
belajar memakai kaus kaki sendiri
• menyalakan TV dan bermain remote
• belajar mengupas pisang

Usia 2-3 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus
• melompat-lompat
• berjalan mundur dan jinjit
• menendang bola
• memanjat meja atau tempat tidur
• naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir
• berdiri dengan 1 kaki
• mencoret-coret dengan 1 tangan
• menggambar garis tak beraturan
• memegang pensil
• belajar menggunting
• mengancingkan baju
• memakai baju sendiri

Usia 3-4 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus
• melompat dengan 1 kaki
• berjalan menyusuri papan
• menangkap bola besar
• mengendarai sepeda
• berdiri dengan 1 kaki
• menggambar manusia
• mencuci tangan sendiri
• membentuk benda dari plastisin
• membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi

Usia 4-5 tahun
TAHAPAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK

Motorik Kasar Motorik Halus
• menuruni tangga dengan cepat
• seimbang saat berjalan mundur
• melompati rintangan
• melempar dan menangkap bola
• melambungkan bola
• menggunting dengan cukup baik
• melipat amplop
• membawa gelas tanpa menumpahkan isinya
• memasikkan benang ke lubang besar

Stimulasi Kecerdasan Anak

Kecerdasan multipel (multiple inteligensia) adalah berbagai jenis kecerdasan yang dapat dikembangkan pada anak, antara lain verbal-linguistic (kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat-kalimat, diskusi, tulisan), logical–mathematical (kemampuan menggunakan logika-matematik dalam memecahkan berbagai masalah), visual spatial (kemampuan berpikir tiga dimensi), bodily-kinesthetic (ketrampilan gerak, menari, olahraga), musical (kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi, nada, melodi, irama), intrapersonal (kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri), interpersonal (kemampuan memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain), naturalist (kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan).

Tabel 2. Contoh Stimulasi Kecerdasan Multiple

I Verbal-linguistic (kecerdasan berbahasa verbal)
1. Diajak bercakap-cakap
2. Dibacakan buku cerita berulang-ulang
3. Menyanyi lagu anak-anak
4. Dirangsang untuk berbicara dan bercerita
II Logical–mathematical (kecerdasan logika-matematik)
1. Menyusun balok
2. Merangkai
3. Menghitung mainan
4. Main Puzzle
5. Permainan komputer
III Visual spatial (kecerdasan visual)
1. Mengamati gambar, foto
2. Belajar melipat dan menggambar
3. Bermain rumah-rumahan
4. Diajak permainan komputer
IV. Bodily-kinesthetic (kecerdasan gerak tubuh)
1. Belajar berdiri satu kaki
2. Melatih jongkok, membungkuk
3. Belajar melompat, berlari, melempar, menangkap, menari
4. Mengajak anak pada olah raga permainan
V. Musical (kecerdasan musikal)
1. Mengajak anak mendengarkan musik
2. Mengajak anak bernyanyi
3. Memainkan alat musik
4. Melatih anak mengikuti nada dan irama
VI Interpersonal (kecerdasan emosi inter-personal)
1. Mengajak anak bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan muda
2. Melatih anak untuk meminjamkan mainan
3. Mengajak anak untuk  bekerja sama membuat sesuatu
VII Intrapersonal (kecerdasan emosi intra-personal)
1. Mengajak anak untuk menceritakan perasaannya
2. Melatih anak untuk belajar mengungkapkan keinginan
3. Mengajak ngobrol anak mengenai cita-cita
VIII Naturalist (kecerdasan Naturalis)
1. Mengajak anak untuk memelihara tanaman di pot
2. Memelihara binatang
3. Wisata ke hutan, pantai, sungai dan gunung
4. Mengamati bulan, langit dan bintang